Dewasa ini perkembangan
teknologi informasi sangatlah cepat. Hampir semua bidang ilmu pengetahuan tidak
terlepas dengan penggunaan teknologi informasi. Salah satu bidang tersebut
yaitu bidang kesehatan.
Adapun juga ilmu yang
mengkaji penggunaan teknologi informatika dalam menyelesaikan masalah kesehatan
yang disebut dengan Informatika
Kesehatan. Pendekatan dalam kesehatan
di masyarakat merupakan pendekatan yang sangat berbeda dengan kedokteran. Kita kenal dalam kesehatan beberapa pendekatan, antara lain :
·
Promotif,
·
Preventif,
·
Kuratif
dan
·
Rehabilitatif.
Namun dalam pendekatan kesehatan di masyarakat
menggunakan metode pendekatan preventif dan promotif. Oleh karenanya dalam
kajian ilmu terjadi pemisahan dari kedokteran. Berkembang kemudian “kesehatan
masyarakat”. Pada informatika kesehatan terdapat hal yang prinsip yang sangat
berbeda dengan informatika kedokteran. Pada informatika kesehatan beberapa
penelusuran masalah akan berawal dari evidence base. Karena itu
cakupan informatika kesehatan merupakan cakupan massal bukan individu.
Indikator-indikator kesehatan tidak terbentuk secara individu tetapi merupakan
kumulatif dari massa atau publik. Pada informatika kesehatan tidak dilakukan
intervensi secara personal tetapi secara publik. Pada informatika kesehatan
tidak berbasis kuratif dan rehabilitatif tetapi menekankan pendekatan promotif
dan preventif. Teknologi pada informatika kesehatan digunakan untuk melakukan
intervensi secara publik dengan cakupan yang luas.
Salah satu penerapan teknologi informasi dan
komunikasi di bidang kesehatan yang dikenal dengan e-Health merupakan suatu
tuntutan organisasi, tidak saja di sektor pemerintah, tetapi juga di sektor
swasta, yaitu dalam melaksanakan pelayanan agar lebih berkualitas dan efisien.
Bila penerapan teknologi informasi dan komunikasi di bidang kesehatan berhasil
mencapai sasaran, maka pencapaian Millennium Development Goals (MDGs) dan
peningkatan derajat kesehatan masyarakat dapat dipercepat. Pada suatu
kesempatan acara Indonesia Celullar Show (ICS), Indonesia Internasional
Communication Conference (ICC) dan Expo 2012 di Jakarta Convention Center,
Jakarta tahun 2012 Pelaksana Tugas Menteri Kesehatan (Plt. Menkes), Staf Ahli
Menteri Kesehatan Bidang Teknologi Kesehatan dan Globalisasi, Prof. Dr. dr.
Agus Purwadianto, SH, M.Si, Sp.F(K) menyatakan penerapan TIK di bidang
kesehatan dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu penerapan TIK untuk manajemen
kesehatan dan penerapan TIK untuk pelayanan kesehatan. Sedangkan untuk pemanfaatan
TIK yang menyatu dengan manajemen kesehatan dilakukan melalui sistem pelaporan
terpadu, sehingga pengambilan keputusan dan alokasi sumber daya kesehatan akan
lebih tepat. TIK dapat digunakan juga untuk membantu pelaksanaan surveilans
epidemiologi penyakit atau pengamatan kejadian penyakit dari hari ke hari,
sehingga kejadian luar biasa penyakit dapat secara cepat diantisipasi. Dengan
TIK, maka peningkatan gizi buruk, peningkatan kejadian malaria, diare, demam
berdarah, dapat terdeteksi lebih dini melalui perangkat TIK yang bergerak
(m-Health). Lebih jauh Plt. Menkes menyatakan pemanfaatan TIK untuk pelayanan
kesehatan perorangan, baik di rumah sakit, Puskesmas, laboratorium, apotek
maupun praktek swasta, secara ideal harus mampu melakukan transfer data pasien
secara elektronik.
Langkah ini dapat mempercepat layanan kesehatan
serta meningkatkan efisiensi penyelenggaraan pelayanan kesehatan. kemajuan TIK
juga dapat membantu mengatasi masalah langkanya tenaga ahli di daerah dengan
menerapkan pengobatan jarak jauh, seperti: tele-medicine, tele-consultation,
dan tele-radiology. Saat ini, Pemerintah bekerja sama dengan berbagai pihak,
seperti institusi pendidikan, organisasi profesi, dan pelaku industri telah
mengembangkan pengobatan jarak jauh. Untuk mendorong percepatan penerapan
TIK di bidang kesehatan, diterapkan tiga strategi seperti; penguatan kebijakan
dan perencanaan terkait penerapan TIK; pengintegrasian sistem-sistem informasi
yang ada; dan penguatan sumber daya manusia atau SDM, khususnya tenaga
pengelola sistem informasi kesehatan. Untuk menyukseskan program e-Health,
diperlukan dukungan dan tanggung jawab semua sektor, baik sektor swasta maupun
pemerintah.
Dalam keterangan diatas juga disebutkan, TIK dapat
digunakan juga untuk membantu pelaksanaan surveilans epidemiologi penyakit. Surveilans
Epidemiologis yaitu kumpulan data penyakit yang diobservasi untuk mengetahui
tren dan mendeteksi perubahan kejadian penyakit tersebut secara dini. Guna
mendukung kelancaran Surveilans Epidemiologi diterapkan Sistem Informasi Geografis
(SIG) dibidang kesehatan. Sistem ini berguna untuk menampilkan berbagai peta
tematik kesehatan. SIG sangat membantu otoritas kesehatan untuk mengambil
kebijakan yang cepat dan tepat. Dalam hal ini hasil-hasil dari Surveilans
epidemologis dalam format SIG bisa ditampilkan secara fleksibel melalui
internet.
Adapun keuntungan yang kita peroleh dalam penggunaan teknologi informasi di bidang kesehatan yaitu dengan sistem yang
diterapkan Survailens Epidemiologi akan mempermudah
pengamatan pola dan distribusi penyakit berdasarkan area geografis, usia,
komunitas, dan sebagainya. Prosedur pengumpulan data secara manual dapat
digantikan dengan digitalisasi yang lebih cepat, akurat dan hemat biaya.
Apalagi jika jarak lokasi kejadian dan tempat pengumpulan data sangat
berjauhan. Selain, itu
dapat menghemat tenaga dan waktu sehingga pengambilan keputusan lebih efisien
dan efektif.
Sumber :