Minggu, 15 Desember 2013

Information Technology in Public Health Perspective

Dewasa ini perkembangan teknologi informasi sangatlah cepat. Hampir semua bidang ilmu pengetahuan tidak terlepas dengan penggunaan teknologi informasi. Salah satu bidang tersebut yaitu bidang kesehatan.
Adapun juga ilmu yang mengkaji penggunaan teknologi informatika dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang disebut dengan Informatika Kesehatan. Pendekatan dalam kesehatan di masyarakat merupakan pendekatan yang sangat berbeda dengan kedokteran. Kita kenal dalam kesehatan beberapa pendekatan, antara lain :
·         Promotif,
·         Preventif,
·         Kuratif dan
·         Rehabilitatif.
Namun dalam pendekatan kesehatan di masyarakat menggunakan metode pendekatan preventif dan promotif. Oleh karenanya dalam kajian ilmu terjadi pemisahan dari kedokteran. Berkembang kemudian “kesehatan masyarakat”. Pada informatika kesehatan terdapat hal yang prinsip yang sangat berbeda dengan informatika kedokteran. Pada informatika kesehatan beberapa penelusuran masalah akan berawal dari evidence base. Karena itu cakupan informatika kesehatan merupakan cakupan massal bukan individu. Indikator-indikator kesehatan tidak terbentuk secara individu tetapi merupakan kumulatif dari massa atau publik. Pada informatika kesehatan tidak dilakukan intervensi secara personal tetapi secara publik. Pada informatika kesehatan tidak berbasis kuratif dan rehabilitatif tetapi menekankan pendekatan promotif dan preventif. Teknologi pada informatika kesehatan digunakan untuk melakukan intervensi secara publik dengan cakupan yang luas.
Salah satu penerapan teknologi informasi dan komunikasi di bidang kesehatan yang dikenal dengan e-Health merupakan suatu tuntutan organisasi, tidak saja di sektor pemerintah, tetapi juga di sektor swasta, yaitu dalam melaksanakan pelayanan agar lebih berkualitas dan efisien. Bila penerapan teknologi informasi dan komunikasi di bidang kesehatan berhasil mencapai sasaran, maka pencapaian Millennium Development Goals (MDGs) dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat dapat dipercepat. Pada suatu kesempatan acara Indonesia Celullar Show (ICS), Indonesia Internasional Communication Conference (ICC) dan Expo 2012 di Jakarta Convention Center, Jakarta tahun 2012 Pelaksana Tugas Menteri Kesehatan (Plt. Menkes), Staf Ahli Menteri Kesehatan Bidang Teknologi Kesehatan dan Globalisasi, Prof. Dr. dr. Agus Purwadianto, SH, M.Si, Sp.F(K) menyatakan penerapan TIK di bidang kesehatan dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu penerapan TIK untuk manajemen kesehatan dan penerapan TIK untuk pelayanan kesehatan. Sedangkan untuk pemanfaatan TIK yang menyatu dengan manajemen kesehatan dilakukan melalui sistem pelaporan terpadu, sehingga pengambilan keputusan dan alokasi sumber daya kesehatan akan lebih tepat. TIK dapat digunakan juga untuk membantu pelaksanaan surveilans epidemiologi penyakit atau pengamatan kejadian penyakit dari hari ke hari, sehingga kejadian luar biasa penyakit dapat secara cepat diantisipasi. Dengan TIK, maka peningkatan gizi buruk, peningkatan kejadian malaria, diare, demam berdarah, dapat terdeteksi lebih dini melalui perangkat TIK yang bergerak (m-Health). Lebih jauh Plt. Menkes menyatakan pemanfaatan TIK untuk pelayanan kesehatan perorangan, baik di rumah sakit, Puskesmas, laboratorium, apotek maupun praktek swasta, secara ideal harus mampu melakukan transfer data pasien secara elektronik.

Langkah ini dapat mempercepat layanan kesehatan serta meningkatkan efisiensi penyelenggaraan pelayanan kesehatan. kemajuan TIK juga dapat membantu mengatasi masalah langkanya tenaga ahli di daerah dengan menerapkan pengobatan jarak jauh, seperti: tele-medicine, tele-consultation, dan tele-radiology. Saat ini, Pemerintah bekerja sama dengan berbagai pihak, seperti institusi pendidikan, organisasi profesi, dan pelaku industri telah mengembangkan pengobatan jarak jauh.  Untuk mendorong percepatan penerapan TIK di bidang kesehatan, diterapkan tiga strategi seperti; penguatan kebijakan dan perencanaan terkait penerapan TIK; pengintegrasian sistem-sistem informasi yang ada; dan penguatan sumber daya manusia atau SDM, khususnya tenaga pengelola sistem informasi kesehatan. Untuk menyukseskan program e-Health, diperlukan dukungan dan tanggung jawab semua sektor, baik sektor swasta maupun pemerintah.

Dalam keterangan diatas juga disebutkan, TIK dapat digunakan juga untuk membantu pelaksanaan surveilans epidemiologi penyakit. Surveilans Epidemiologis yaitu kumpulan data penyakit yang diobservasi untuk mengetahui tren dan mendeteksi perubahan kejadian penyakit tersebut secara dini. Guna mendukung kelancaran Surveilans Epidemiologi diterapkan Sistem Informasi Geografis (SIG) dibidang kesehatan. Sistem ini berguna untuk menampilkan berbagai peta tematik kesehatan. SIG sangat membantu otoritas kesehatan untuk mengambil kebijakan yang cepat dan tepat. Dalam hal ini hasil-hasil dari Surveilans epidemologis dalam format SIG bisa ditampilkan secara fleksibel melalui internet.

Adapun keuntungan yang kita peroleh dalam penggunaan teknologi informasi di bidang kesehatan yaitu dengan sistem yang diterapkan Survailens Epidemiologi akan mempermudah pengamatan pola dan distribusi penyakit berdasarkan area geografis, usia, komunitas, dan sebagainya. Prosedur pengumpulan data secara manual dapat digantikan dengan digitalisasi yang lebih cepat, akurat dan hemat biaya. Apalagi jika jarak lokasi kejadian dan tempat pengumpulan data sangat berjauhan. Selain, itu dapat menghemat tenaga dan waktu sehingga pengambilan keputusan lebih efisien dan efektif.

Sumber :

Nama : Marisa Gita Putri
NIM : 25010112130397
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar